Wednesday, January 2, 2013

Road To Jumog Waterfall (Landscape Photography)

Selamat malam,
pada postingan malam ini, saya akan mencoba untuk memperkenalkan salah satu dari kekayaan alam di Kabupaten Karanganyar, yaitu Air Terjun Jumog. Jumog merupakan salah satu spot yang indah untuk landscape photography. Banyak juga para fotografer yang menjadikan Jumog sebagai tempat untuk melakukan pemotretan prewed. Daya tarik dari Jumog adalah air terjun, dan juga aliran sungai yang melewati bebatuan yang masih sangat alami, yang memang sangat cocok untuk dijadikan tempat belajar slow speed (selain jalan raya). Berikut ini beberapa contoh foto yang baru bisa saya eksplor di obyek wisata Jumog.

Foto diatas adalah jalan setapak menuju ke bawah yang dipagari oleh pagar kayu. Seperti Grojogan Sewu, letak air terjun Jumog ada dibawah, diperlukan waktu sekitar 10-15 menit untuk sampai ke lokasi dari pintu masuk penjualan tiket. Data speed 1/160, f4.5, ISO 400, dengan focal length 18mm, saya memakai lensa kit. Nilai f tidak saya set diangka kecil, agar bagian ujung jalan tidak terlalu blur/bokeh, agar ujungnya masih bisa terlihat.

Foto yang kedua saya ambil didekat air terjun, dengan POI air terjun, aliran sungai kecil dan juga teman saya yang kebetulan sedang memotret air terjun tersebut. Disebelah kiri saya masukan batang pohon sebagai frame, kemudian ada batu-batuan dan juga 2 tumbuhan yang entah apa namanya, sebagai foreground. Sebenarnya foto diatas juga termasuk candid, karena diambil secara refleks, dan tidak diketahui sang model, hehehe. Data speed 1/20s, f6.3, ISO 100, focal length 18mm, masih menggunakan lensa kit. Untuk speed saya menggunakan speed yang agak rendah, yaitu 1/20s untuk membuat efek kapas pada air terjun dan juga aliran sungai-sungai kecil dibawahnya. Untuk nilai f saya menggunakan 6.3, agar DOF / ruang tajamnya agak lebar dan tidak terlalu bokeh/blur, mengingat POI menyebar pada foto ini. Speed 1/20 masih aman untuk focal length 18mm, tidak terlalu shake seperti saat menggunakan focal length tele, sehingga saya tidak menggunakan penyangga kamera atau tripod.

Foto yang terakhir adalah foto disalah satu aliran sungai dibawah air terjun. Pada foto tersebut saya menciptakan efek kapas pada aliran sungai dengan slow speed. Pada pemotretan slow speed, dibutuhkan penyangga yang stabil agar kamera tidak shake karena getaran tangan ataupun tombol shutter saat ditekan. Karena tidak ada tripod, maka saya menggunakan batu sebagai alas kamera. Hati-hati dalam meletakan kamera diatas bebatuan ataupun benda keras lainnya, karena body kamera bisa tergores (pengalaman pribadi). Data speed 4s, ISO 100, f25, focal length 28mm, masih menggunakan lensa kit. Speed yang saya gunakan adalah 4 detik, dengan f number 25. Dengan nilai f yang tinggi, maka foto akan semakin gelap, pilihan kita adalah menaikan ISO, memperlambat speed, atau menggunakan flash. Akan tetapi penggunaan flash akan sedikit mengurangi efek kapas pada air, karena fungsi flash salah satunya adalah membekukan gerakan (CMIIW). Jadi saya memilih untuk memperlambat speed sampai 4 detik, agar efek kapas pada aliran air bisa terlihat. Tips agar aliran air tidak OE (Over Eksposure) atau bahasa jawanya "kepadangen", coba lakukan metering pada airnya, bukan pada bebatuannya, dengan metering pada airnya, maka tingkat eksposure akan menyesuaikan dengan airnya, sebagai obyek yang paling terang memantulkan cahaya dibandingkan dengan bebatuan disekitarnya (CMIIW).
Sekian postingan tentang Air Terjun Jumog, semoga lain waktu bisa kesana lagi karena masih banyak spot yang masih bisa dieksplor. Semoga bisa dinikmati :)